Emas dan Perak

Saham AS dan harga minyak mentah naik dan dolar melemah pada hari Kamis karena investor bertaruh bahwa stimulus moneter terbaru dari Federal Reserve akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Bank sentral AS memulai lagi program stimulus, mengatakan bahwa bank sentral akan membeli hutang hipotek sebesar $40 miliar per bulan sampai prospek pekerjaan meningkatkan secara substansial asalkan inflasi tetap ada.

Para analis mengatakan bahwa langkah Fed akan berdampak luas dan merupakan bagian dari pergeseran global menuju stimulus moneter tambahan.

“Anda akan menyaksikan stimulus ekonomi global di seluruh dunia,” kata Quincy Krosby, ahli strategi pasar Prudential Financial. “Tindakan Fed dilakukan karena hubungannya dengan komitmen Bank Sentral Eropa untuk mendukung euro dan juga adanya pembicaraan bahwa China juga bisa memberikan stimulus.”

Bank sentral China memangkas suku bunga pada bulan Juni dan Juli dan telah menurunkan rasio cadangan bank sebanyak tiga kali sejak akhir 2011 untuk pinjaman baru. Hal ini bisa mengulangi langkah-langkah untuk membantu menopang perekonomian dunia.

Saham menguat setelah Fed merilis pernyataannya, mendorong index saham S&P 500 ke level tertinggi sejak Desember 2007. Prospek harga yang lebih rendah mendorong investor untuk mencari keuntungan yang lebih tinggi di aset berisiko seperti saham.

Dow Jones industrial average .DJI berakhir naik 206,51 poin, atau 1,55 persen, pada 13,539.86. Indeks Standard & Poor 500 .SPX naik 23,43 poin, atau 1,63 persen, pada 1,459.99. Nasdaq Composite Index .IXIC naik 41.51 poin, atau 1,33 persen, ke 3,155.83.

Indeks saham global MSCI .MIWD00000PUS naik 1,11 persen menjadi 335,39.

Rally di aset berisiko seperti saham ditambah dengan kenaikan kuat yang sudah tercapai dalam mengantisipasi aksi Fed.

Harga minyak naik karena adanya ekspektasi aksi Fed yang akan mendorong investor untuk bertaruh uang ke aset berisiko. Termasuk komoditas dan ekuitas, meskipun analis memperingatkan bahwa kondisi lemah lah yang memotivasi Fed untuk bertindak tidak mendukung permintaan kuat untuk minyak.

Brent mentah Oktober naik 94 sen menjadi $116,90 per barel, menandai sesi keenam perdagangan internasional yang telah diperdagangkan lebih tinggi.

Minyak mentah AS naik $1,30 menjadi $98,31 per barel, posisi tertinggi sebelumnya adalah $98,58, merupakan yang tertinggi sejak $102,72 pada tanggal 4 Mei.

Dolar jatuh, menyentuh level terendah tujuh bulan terhadap yen dan level terendah empat bulan terhadap euro.

Euro, yang naik setinggi $1,3001, juga telah dibantu oleh upaya Bank Sentral Eropa untuk membantu negara-negara zona euro berjuang dengan hutangnya untuk mengendalikan biaya pinjaman mereka.

“Pernyataan dari Fed sangat berpengaruh untuk kenaikan aset berisiko dan orang-orang cukup nyaman untuk menjual dolar terhadap hampir semuanya,” kata Brad Bechtel, managing director Faros Trading di Stamford, Connecticut.

Fed mengambil langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk mencoba mengurangi pengangguran AS dengan mengikat obligasi konvensional terhadap kondisi ekonomi.

Bank sentral juga mengatakan tidak mungkin untuk menaikkan suku bunga dari posisi terendah saat ini sampai setidaknya pertengahan 2015, memperpanjang jangka waktu untuk melakukan langkah-langkah tersebut pada akhir 2014.

Fed mengatakan pembelian hutang hipotek sebesar $40 miliar per bulan untuk menjaga suku bunga pinjaman rendah yang akan dimulai pada hari Jumat.

Dengan membeli hutang hipotek, Fed berharap untuk menekan biaya hipotek rendah dan memaksa investor ke aset lain, menurunkan hasil panen mereka juga.

Indeks saham perumahan AS .HGX naik 1,7 persen. (zou)

Komentar